>

JASA OLAH DATA PEMBUATAN SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI

UJI AUTO KORELASI MENGGUNAKAN LAGRANG TEST



UJI ASUMSI KLASIK UJI AUTO KORELASI MENGGUNAKAN LAGRANG TEST

Deteksi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2013).
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji autokorelasi dengan Lagrange MultiplierTest (LM Test). Uji LM akan menghasilkan statistic Breuseh-Godfrey. Jika Prob. Chi-Square < α, maka terjadi gejala autokorelasi. Sebaliknya jika Prob. Chi-Square > α, maka tidak terjadi gejala autokorelasi (Mardani, 2017).
Uji autokorelasi ditujukan untuk pengujian model regresi linier dengan korelasi dari variabel pengganggu atau residu pada periode tertentu pada tingkat kesalahan periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Lagrange Multiplier Test (LM Test) yang akan menghasilkan nilai statistic breuseh godfrey. Dimana apabila nilai siginifikasi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi, berikut hasil pengujian menggunakan uji Lagrange Multiplier Test (LM Test).
Hasil nilai signifikasi untuk deteksi autokorelasi

Variabel
Sig.
Res2
0.689
Sumber: Data Primer, 2019

Hasil pengujian autokorelasi menggunakan lagrange multipler test didapatkan nilai signifikasi sebesar 0.689 > 0,05 sehingga data dalam penelitian tidak mengandung autokorelasi.
LEBIH LANJUT MENGENAI UJI ASUMSI KLASIK DETEKSI AUTOKORELASI MENGGUNAKAN UJI MULTIPLE LAGRANGE TEST BISA TONTON VIDEO BERIKUT.